Ribuan Ikan Mati di Sungai Kampar, DPK dan BBAT Jambi Ambil Sampel di Dua Titik, Hasilnya?

Ribuan Ikan Mati di Sungai Kampar, DPK dan BBAT Jambi Ambil Sampel di Dua Titik, Hasilnya?

PANGKALAN KERINCI (RIAUSKY.COM) - Menindak lanjuti temuan ribuan ikan mati di sungai kampar, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan bersama pihak laboratorium Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi, lakukan Pengambilan sampel ikan mati di dua lokasi Kelurahan Pelalawan dan Kedesaan Pangkalan Terap, Kecamatan Teluk Meranti. 

Informasi ini dibenarkan Kadis Perikanan dan Kelautan Ir H T Wahiduddin M.Si, saat dikonfirmasi media ini Kamis 27 Desember 2018 diruang kerjanya. 

"Ya, pada hari Rabu (26 Desember 2018), Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan bersama Tim laboratorium Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi, telah mengambil sampel ikan mati di dua lokasi. Sampel ini akan diuji di laboratorium Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi," ujarnya.

Dan terkait penyebab matinya ikan tersebut lanjut Wahiduddin, pihak masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium tersebut. 

"Saya tidak tahu persis kapan hasil sampel ini akan dapat kita ketahui," imbuhnya. 

Sementara itu terpisah, keyakinan warga ikan mati akibat limbah PT RAPP seakan tidak terbantahkan, meskipun harus ada pembuktian, namun warga yang mengalami musibah karena ikan-ikan di kerambanya mati sangat yakin kalau hal itu diakibatkan oleh limbah dari PT RAPP.

Bagi warga sekitar, penjelasannya mungkin sederhana, akitivitas perusahaan PT RAPP yang berada di hulu keramba milik warga ini.

"Kami patut menduga, matinya ikan-ikan tersebut adalah disebabkan oleh tercemar sungai kampar oleh perusahaan PT RAPP," ujar Arman dan juga Herman dengan yakinnya, Rabu (26/12/2018) kemarin.

Keyakinan mereka ditambah dengan adanya peristiwa serupa sebelumnya, sehingga warga yang jadi korban pun menyakini kalau penyebabnya juga masih sama.

"Sebab bukan kali ini saja ikan di kerambah warga mati mendadak," ujarnya.

Selama ini diakui mereka, ada kejadian seperti ini sudah dilaporkan kepada pihak berwenang, namun hal tersebut tidak membuahkan hasil.

Menurutnya selama ini, pihaknya hanya diberikan penjelasan kalau kematian ikan-ikan tersebut lebih pada faktor seleksi alam, bukan limbah.

"Nah kalau demikian, kenapa di hulu sungai tersebut, semisal di kualo, Sering Jembatan Kerinci tidak ada ikan yang mati, padahal air dari sungai yang sama," ujarnya.

Makanya dengan adanya kejadian ini, ia berharap pihak berwajib bisa menyelidiki kasus ini, jangan sampai hal ini terulang lagi.

Selain itu, Ia juga menyampaikan bahwa tidak saja ikan di kerambah milik mereka yang mati, ikan-ikan bebas di luar keramba juga pada ikut mati. 


"Yang jelas ikan dan habitat sungai pada mati, diantaranya ikan di keramba jenis ikan baung, ikan tapah, dan di luar kerambah jenis ikan berisisik," imbuhnya lagi. 

Akibat matinya ikan di keramba ini, ditaksir kerugian warga ini mencapai puluhan juta rupiah.

RAPP Membantah
Terkait persoalan ini, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) pun telah memberikan klarifikasinya.

Dalam surat resmi yang diterima redaksi Riausky.com, Kamis, 27 Desember 2018, Djarot Handoko, Kepala Komunikasi Perusahaan PT RAPP menyampaikan pihaknya prihatin dengan penemuan beberapa ikan mati di sekitar desa Pelalawan dan Teluk Meranti di Sungai Kampar. 

Tapi adanya dugaan hal itu disebabkan oleh limbah dari PT RAPP, pihaknya membantah hal tersebut.  

"Namun, kita perlu menjelaskan bahwa sistem pengolahan limbah PTP dan Riau Andalan bekerja dengan baik dan sesuai dengan standar bahkan di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah," ujar Djarot dalam suratnya. 

Perusahaan juga secara teratur memeriksa ke lembaga independen dan bekerja sama dengan Badan Lingkungan Hidup (DLH) untuk memantau kualitas air. (R09)

Listrik Indonesia

#RAPP

Index

Berita Lainnya

Index